Rabu, 01 Juni 2011

Termometer Inframerah Teknologi NASA

Diposting oleh Regian Siagian di 08.44

Ketika anak demam, biasanya orang tua mengalami kepanikan. Mereka langsung berinisiatif membawa si kecil ke dokter sesegera mungkin, agar derajat demamnya berkurang, sehingga tidak menimbulkan efek lebih lanjut, misalnya kerusakan saraf.
Namun dalam dunia kesehatan, sebenarnya demam merupakan peristiwa biasa. Demam adalah reaksi tubuh dalam melawan infeksi. Sesuatu yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh, hingga melebihi 37 derajat celsius, yang disepakati sebagai suhu tubuh standar. Mekanisme tubuh dalam melawan infeksi adalah dengan meningkatkan suhu di atas normal atas perintah termostat.
Termostat yang merupakan bagian otak (disebut dengan hipotalamus) pada keadaan normal yang akan menjaga tubuh pada kondisi stabil. Pada saat hipotalamus mendeteksi adanya kuman atau sumber infeksi, maka ia akan mengeset termostat meningkatkan suhu tubuh sebagai bentuk perlawanan. Termostat akan melakukan perlawanan dengan menaikkan suhu tubuh, misalnya hingga 38,9 derajat celsius.
Alasan termostat menaikkan suhu tubuh karena kondisi itu adalah cara melawan segala penyakit. Sebab penyakit merasa “tidak nyaman” berada pada suhu tinggi di atas 37 derajat. Pada proses menaikkan suhu tubuh ini, biasanya orang akan merasa kedinginan dan menggigil meski udara panas. Bayi yang baru diimunisasi biasanya mengalami demam tinggi. Suhu tinggi merupakan respons terhadap zat imun yang diberikan.
Dunia kesehatan menganjurkan agar bayi 3 bulan baru dibawa ke dokter ketika suhu tubuhnya meningkat hingga 38 derajat celsius. Sementara pada usia 3 tahun, anak harus segera dibawa ke dokter pada suhu 39 derajat celsius. Berbahaya bagi keluarga yang tidak memunyai termometer, alat untuk mendeteksi demam anak.


Biasanya, mereka hanya meletakkan tangan di kening atau pada bagian ketiak. Tentu saja, langkah ini kurang akurat ketimbang menggunakan alat pengukur suhu standar (termometer). Untuk mengetahui suhu dengan tingkat normal 38 derajat, termometer dipasang pada mulut. Untuk tingkat normal 38,5 derajat dengan memasang pada anus.
Sedang suhu normal 37,8 derajat celsius diketahui dengan memasang termometer pada ketiak. Tentu saja, banyak jenis termometer dapat dipakai untuk mengukur suh pada bagian-bagian tubuh tadi.
Di pasaran banyak beredar termometer standar. Baik termometer dengan tekonologi merkuri, termometer strip, atau termometer digital berbasis tegangan listrik. Akurat Sayangnya, beragam thermometer, menurut Pratondo Busono, Kepala Bidang Teknologi Rekayasa Biomedik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), memiliki kelemahan dalam pengukuran. “Akurasinya sering meleset sehingga perlu teknologi pengukuran suhu demam terbaru,” katanya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, termometer berbasis teknologi inframerah sekarang bisa mengukur suhu di telinga. Sehingga tidak heran, jika kemudian alat ini disebut termometer telinga. Alat ini bisa mengukur suhu tubuh pada lubang telinga. Tepatnya pada bagian membrane tympanic. Hal ini dilakukan karena telinga memiliki kadar suhu yang lebih sensitif ketimbang organ lain.
Kelebihan termometer yang ditemukan National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini adalah dalam hal kecepatan. Ia mudah dibaca dan memiliki akurasi lebih tinggi ketimbang termometer standar. Untuk mendapatkan hasil kondisi tubuh hanya dibutuhkan waktu 0,1 hingga 0,3 detik. Bandingkan dengan termometer air raksa (merkuri) yang membutuhkan waktu 5 menit lebih. Hal ini terjadi karena termometer merkuri perlu beberapa menit untuk memuai suhu tertentu. “Akibatnya, pengguna harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan informasi suhu badan,” kata Pratondo.
Termometer infra merah, sesuai namanya, menggunakan sensor cahaya infrared. Inframerah sendiri merupakan radiasi elektromagnetik gelombang panjang, yang memiliki panjang gelombang lebih dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari gelombang radio. Termometers inframerah mengukur suhu dengan menyerap radiasi inframerah yang dipancarkan objek. Caranya, dengan dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang dipancarkan. Berdasakan hukum pemindahan Wien, untuk suhu 37 derajat selsius radiasi yang dipancarkan oleh objek, adalah 9344 nm (nanometer).
Atau rasio setiap kenaikan 1 derajat diperlukan tambahan radiasi sinar inframerah sebesar 1.013 nm. Sinar inframerah yang ada pada telinga pasien ditangkap dengan menggunakan sensor optik. Selanjutnya, hasil sensor akan diolah, diukur, dan disajikan dalam bentuk suhu. Informasi ini ditampilkan dalam bentuk angka-angka digital, sehingga mudah dibaca pengguna dengan cepat. Selain digunakan untuk mengukur demam, teknologi termometer inframerah, digunakan untuk mendeteksi suhu di lain. Pasalnya, sensor yang dipakai tidak menyentuh objek, sehingga tidak rusak oleh panas tinggi.
Pada aplikasi berbahaya, misalnya mengukur suhu peleburan baja, teknik pengukuran ini cocok. Misalnya untuk mendeteksi suhu gunung lahar gunung berapi dan lainnya. Pada aplikasinya, termometer inframerah dipakai mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh. Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sekring listrik. Bisa juga memeriksa saluran hotspot, suhu alat pemanas (oven), bagi tujuan kalibrasi, dan mendeteksi titik api bagi pemadam kebakaran. hay/L-4.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Make Our Dreams Come True Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates