Rabu, 01 Juni 2011

Kulkas tanpa Refrigen

Diposting oleh Regian Siagian di 08.59 0 komentar

TUHAN telah melebihkan manusia dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain dengan memberikan manusia akal pikiran. Dengan akalnya, manusia mampu menaklukkan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Dan dengan akalnya pula manusia dapat merekayasa proses yang terjadi secara alamiah untuk kepentingannya. Salah satunya adalah rekayasa manusia terhadap hukum alam perpindahan kalor (heat transfer).
Secara alamiah, kalor akan berpindah dari daerah yang temperaturnya lebih tinggi ke daerah yang temperaturnya lebih rendah. Namun manusia dengan segala kemampuan akalnya dapat membalik hukum alam ini. Manusia membuat suatu alat yang mampu memindahkan kalor dari daerah bertemperatur lebih rendah ke daerah bertemperatur lebih tinggi, yaitu refrigerator atau masyarakat luas lebih mengenalnya dengan nama kulkas.
Refrigerator atau kulkas saat ini banyak dipasarkan dalam berbagai merek. Kulkas banyak dipakai sebagai perangkat elektronik kebutuhan rumah tangga untuk mengawetkan makanan, mendinginkan minuman, membuat es, dan keperluan-keperluan lainnya. Prinsip kerja refrigerator sebenarnya sangat sederhana, yaitu memindahkan kalor dari ruang yang akan didinginkan ke ruang lain. Pada refrigerator yang saat ini banyak dipakai di rumah, pemindahan kalor ini dilakukan refrigeran yaitu zat cair (fluida) yang dialirkan pada refrigerator. Zat cair ini akan menyerap kalor ketika melalui bagian ruang yang didinginkan, kemudian melepaskannya di tempat lain.
Setelah melepaskan kalor, refrigeran akan kembali untuk menyerap lagi kalor dari ruang yang didinginkan, serta melepaskannya kembali di tempat lain. Begitulah seterusnya, sehingga membentuk sebuah siklus yang dalam istilah termodinamika dikenal dengan nama siklus refrigerasi.
Namun penggunaan refrigeran terutama yang mengandung klor (Cl) seperti freon atau CFC (Chlorofluorocarbon), ternyata tidak ramah lingkungan. Zat-zat tadi dapat merusak lapisan ozon di atmosfer bumi, dan berdampak terhadap pemanasan global. Lalu dapatkah refrigeran ini digantikan atau membuat refrigerator atau kulkas tanpa memakai refrigeran? Ya, sangat mungkin untuk membuat sistem refrigerasi dengan langsung memanfaatkan energi listrik tanpa harus memakai refrigeran, yaitu dengan cara membuat refrigerator termoelektrik.


TERMOELEKTRIK merupakan sebuah fenomena di mana terjadi perubahan sifat-sifat termodinamika menjadi sifat-sifat elektrik dan sebaliknya. Dua buah batang dari bahan logam yang berbeda disambungkan kedua ujungnya sehingga membentuk sebuah rangkaian tertutup. Lalu ketika salah satu ujung dipanaskan maka sesuatu yang menarik akan terjadi yaitu pada rangkaian tertutup tersebut akan mengalir arus,Fenomena ini dinamakan efek Seebeck, karena ditemukan Thomas Seebeck pada tahun 1821.
Begitu pula bila dilakukan hal yang kebalikannya, yaitu pada rangkaian tertutup dari dua batang logam berbeda bahan yang disambungkan tersebut dialirkan arus listrik. Maka pada salah satu ujung sambungan akan menyerap kalor, sehingga menjadi hangat dan pada ujung sambungan lainnya akan melepaskan kalor,Fenomena ini ditemukan Jean Charles Athanase Peltier pada tahun 1834, sehingga kemudian dinamakan efek Peltier.
Efek Peltier inilah yang menjadi dasar bagi refrigerator termoelektrik. Dengan menempatkan ujung dari sambungan yang menyerap kalor pada ruang yang akan didinginkan, maka ruang tersebut lama-kelamaan akan menjadi dingin akibat kalornya dipindahkan ke tempat lain hanya menggunakan energi elektrik tanpa melibatkan refrigeran apapun.
Salah satu rangkaian refrigerator termoelektrik dengan menggunakan bahan semikonduktor,Penggunaan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n adalah untuk memperluas permukaan dari tempat penyerapan dan pelepasan kalor. Kalor diserap dari ruang yang didinginkan sebesar QL dan dilepaskan ke ruang lain yang lebih hangat sebesar QH. Selisih dari dua besaran ini merupakan energi elektrik yang harus disediakan pada rangkaian yaitu sebesar We = QH - QL.
Salah satu kelebihan lain dari refrigerator atau kulkas jenis ini adalah selain ramah lingkungan, juga tidak berisik dan dapat dibuat dalam ukuran yang kecil.

Selengkapnya...

Bumi Makin Panas

Diposting oleh Regian Siagian di 08.55 0 komentar

Sejak revolusi industri tahun 1870-an, kegiatan manusia yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak, gas dan batubara) terus meningkat. Kegiatan seperti pembangkitan tenaga listrik, kegiatan industri, penggunaan alat-alat elektronik, dan penggunaan kendaraan bermotor pada akhirnya akan melepaskan sejumlah emisi gas rumah kaca ke atmosfer.
Hal ini berakibat pada meningkatnya jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer yang kemudian menyebabkan meningkatnya panas matahari yang terperangkap di atmosfer. Peristiwa ini pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu di permukaan bumi, yang umum disebut pemanasan global.
Pemanasan global kemudian pada prosesnya menyebabkan terjadinya perubahan seperti meningkatnya suhu air laut, yang menyebabkan meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Perubahan-perubahan ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Berdasarkan penelitian para ahli, perubahan iklim diketahui akan menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kehidupan umat manusia. Kekeringan, gagal panen, krisis pangan dan air bersih, hujan badai, banjir dan tanah longsor, serta wabah penyakit tropis merupakan beberapa dampak akibat perubahan iklim.Oleh karena itu, demi kelangsungan hidup manusia kita harus segera berupaya mengurangi kegiatan yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca guna menghambat laju terjadinya perubahan iklim.


Catatan :
Jika dianggap bumi sebagai suatu system, maka gas-gas ini sebagai dinding adiabatis, karena panas/kalor yang diserap system dari lingkungan tidak dapat dilepaskan lagi kelingkungan dan tidak akan terbentuk siklus kalor. Akibatnya pada system terjadi pemanasan global.
Pemanasan global kemudian pada prosesnya menyebabkan terjadinya perubahan seperti meningkatnya suhu air laut, yang menyebabkan meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Perubahan-perubahan ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

http://campaign.pelangi.or.id/?show=pages&detail=1&cid=1&pages_id=86

Selengkapnya...

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT

Diposting oleh Regian Siagian di 08.47 0 komentar

Tenaga merupakan suatu unsur penunjang yang sangat penting bagi pengembangan secara menyeluruh suatu bangsa. Pemanfaatan secara tepat guna akan merangsang pertumbuhan perekonomian negara. Sehingga tidak heran apabila masa sekarang ini permintaan akan pembangkit tenaga semakin meningkat di negara-negara seluruh dunia.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa, ditinjau dari segi kebutuhan tenaga, hampir dapat dipastikan semua negara di dunia benar-benar sedang mengalami “ krisis energi “ dan berbagai usaha dilakukan untuk mengantisipasi serta mencari berbagai alternatif pembangkit energi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Tenaga listrik memegang peranan penting dalam pengembangan ekonomi dan pembangunan suatu bangsa karena kebutuhan tenaga listrik suatu bangsa pada umumnya akan naik, dengan laju pertumbuhan berkisar 3 – 20 % pertahun, terutama tergantung pada pertumbuhan ekonomi dan laju perkembangan industri suatu negara. Hal ini berpengaruh terhadap penyediaan energi listrik.
Semakin jelas bahwa harus ada suatu gagasan baru mengenai sumber-sumber penghasil energi dan rumusan program-program pelaksanaan dengan efisiensi yang maksimal. Penyediaan tenaga listrik bagi keperluan sektoral sampai saat ini dibangkitkan dengan bahan baker minyak. Investasi pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak sangat mahal, sehingga hal ini membuka kesempatan bagi upaya diversifikasi, dengan pemakaian minyak pada sektoral dapat digantikan dengan pemakaian tenaga listrik yang dibangkitkan oleh energi non minyak.
Dewasa ini tenaga panas uap merupakan sumber alternatif pemakaian energi di dalam negeri. Penggunaannya terus meningkat, sedang jumlah persediaan terbatas. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah penghematan minyak bumi (bahan bakar fosil) di satu pihak dan di pihak lain pengembangan-pengembangan sumber energi lainnya, seperti PLT-PL (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut).


Prinsip Kerja
Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-arus energi termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup. Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida pengerak dengan Amonia atau Freon.
Uap panas menggerakan turbin, kemudian turbin berkerja menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam sistem. Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20oC.
Uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energi listrik. Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan energi listrik maupun air tawar. Masalah dengan metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar oleh karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.
Pada metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup, merupakan metode yang lebih disukai dan digunakan pada banyak proyek percobaan. Air permukaan yang hangat dipompa ke sebuah penukar panas atau evaporator, dimana energi panas dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya amonia. Amonia cair itu akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk 21oC. Turbin berputar menggerakkkan generator listrik yang menghasilkan energi listrik. Gas amonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira 5,1 bar dan suku lk 11oC dan kemudian di bawa ke kondensor.
Pendinginan pada kondensor mengakibatkan gas amonia itu kembali menjadi bentuk benda cair. Perbedaan suhu dalam rangkaian perputaran ammonia adalah 10oC sehingga rendemen Carnot akan menjadi : ηC = T2 - T1 = 3,4 % T2. Rendemen ini merupakan efisiensi termodinamika yang baik sekali, namun di dalam praktek rendemen yang sebenarnya akan terjadi lebih rendah, yaitu sekitar 2-2,5 %.
Pada rancangan-rancangan terkini suatu arus air sebesar 3-5 m3/s baik pada sisi air hangat maupun pada sisi air dingin, diperlukan untuk menghasilkan daya sebesar 1 MW pada generator. Selain amonia (NH3), juga Fron-R-22 (CHClF2) dan Propan (C3H6) memiliki titik didih yang sangat rendah, yaitu antara -30oC sampai - 50oC pada tekanan atmosfer dan + 30oC pada tekanan antara 10 dan 12,5 Kg/cm2. Gas-gas inilah yang prosfektif untuk dimanfaatkan sebagai medium kerja pada konversi energi panas laut.
Selengkapnya...

Mobil tenaga matahari

Diposting oleh Regian Siagian di 08.45 0 komentar

Jadi, benarkah sesumbar saya yang mengatakan bahwa saya punya mobil tenaga matahari? Tidak sepenuhnya benar, karena sekarang ini sebenarnya saya tidak punya mobil. Tapi dulu sewaktu tinggal di Jakarta saya pernah punya mobil, buatan Korea, dan betul-betul bertenaga matahari. Apakah saya memodifikasinya menjadi mobil bertenaga matahari? Tidak. Karena semua mobil yang ada di Jakarta, bahkan kalau anda punya mobil, motor, truk, bus, atau kendaraan bermotor lain, pada hakekatnya semua adalah kendaraan bertenaga matahari.
Apakah bahan bakar mobil anda? Tentunya bensin atau solar. Darimanakah bensin atau solar berasal? Dari penyulingan minyak tentunya. Darimana pabrik pengolahan minyak memperoleh bahan baku minyak? Dari tambang minyak tentunya. Darimanakah perusahaan tambang mengambil minyak? Dari perut bumi, baik pengeboran lepas lantai maupun di darat. Bagaimanakah minyak mentah bisa sampai ke perut bumi? Sebenarnya minyak bumi adalah hasil organisme purba (plankton dan alga) yang tertimbun dalam jangka waktu berjuta-juta tahun, dan akhirnya membatu dan berubah menjadi minyak bumi. Sekarang, bagaimanakah organisme purba itu bisa hidup dan tumbuh? Mereka tentunya berfotosintesa menggunakan energi sinar matahari, tumbuh, untuk akhirnya mati dan berproses menjadi minyak bumi.
Dari sini kita bisa lihat, energi fosil, termasuk minyak bumi, batubara, gas alam, semuanya berasal dari energi matahari yang terkubur dalam jangka waktu lama. Lebih heran lagi, ternyata hampir semua energi listrik yang kita pakai sehari2 ternyata adalah energi matahari. Contohnya PLN kita sebagian menggunakan pembangkit listrik yang menggunakan batubara, untuk kemudian dikonversi menjadi tenaga listrik. Bagimana dengan pembangkit tenaga air (PLTA)? Apakah PLTA juga energinya dari matahari? Iya. Air laut menguap berubah menjadi awan karena pengaruh panas matahari. Lalu awan tersebut menjadi hujan, turun di daratan menjadi mata air, yang selanjutnya mengalir sebagai sungai dan digunakan untuk menggerakan turbin PLTA.
Turbin listrik tenaga angin? Sami mawon. Energi panas matahari mengakibatkan perbedaan tekanan udara pada dua daerah yang berbeda, sehingga udara bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai angin. Biofuel? Tentu saja tanaman jagung yang dipakai untuk membuat bioetanol itu bisa tumbuh akibat reaksi kimia, yang disebabkan oleh proses fotosintesa dari matahari.


Bagaimana dengan energi kita sendiri? Kita berjalan kaki, naik tangga, olahraga, semua membutuhkan energi dari makanan, baik hewani maupun nabati. Nabati berasal dari tumbuhan, yang balik lagi berasal dari proses fotosintesa. Sedangkan daging sapi atau ayam yang kita makan tentunya berasal dari hewan, dan hewan-hewan itu juga makan tumbuhan.
Jadi bisa disimpulkan, sebagian besar energi yang kita pakai itu berasal dari matahari. Ada pengecualian tentunya. Ada beberapa jenis energi yang bukan berasal dari matahari, misal: energi nuklir, energi panas bumi (geotermal), dan energi pasang laut. Sampai di sini, saya ingin memperkenalkan anda dengan hukum pertama dari termodinamika, yaitu konservasi energi. Bunyi hukumnya kira-kira: energi dapat dikonversi menjadi bentuk energi lain, tapi energi tidak dapat dihilangkan atau dimusnahkan. Jadi energi matahari yang menyinari bumi itu tidak hilang begitu saja, tapi dikonversi menjadi energi bentuk lain.
Ajaib ya? Sinar matahari yang menyinari bumi jutaan tahun lampau bisa kita pakai sekarang dalam bentuk bensin, untuk akhirnya menggerakkan mobil kita. Jadi minyak bumi itu sebenarnya adalah timbunan energi yang tersimpan di perut bumi, terbentuk dari proses jutaan tahun, yang dihabiskan manusia hanya dalam waktu beberapa ratus tahun saja!! Apakah minyak bumi itu akan habis secara sia-sia? TIDAK. Minyak bumi telah mengangkat peradaban manusia, hingga manusia bisa mengembangkan teknologi dengan sangat cepat dalam beberapa ratus tahun terakhir. Itu semua juga tidak lepas dari peranan energi minyak, sehingga akhirnya teknologi berkembang sedemikian rupa, dan sekarang ini kita bisa mulai mengembangkan teknologi alternatif. Jadi sekarang terserah kita untuk mulai mencari energi alternatif, setelah minyak bumi — yang telah berjasa besar mendorong peradaban manusia — mulai habis.

Selengkapnya...

Termometer Inframerah Teknologi NASA

Diposting oleh Regian Siagian di 08.44 0 komentar

Ketika anak demam, biasanya orang tua mengalami kepanikan. Mereka langsung berinisiatif membawa si kecil ke dokter sesegera mungkin, agar derajat demamnya berkurang, sehingga tidak menimbulkan efek lebih lanjut, misalnya kerusakan saraf.
Namun dalam dunia kesehatan, sebenarnya demam merupakan peristiwa biasa. Demam adalah reaksi tubuh dalam melawan infeksi. Sesuatu yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh, hingga melebihi 37 derajat celsius, yang disepakati sebagai suhu tubuh standar. Mekanisme tubuh dalam melawan infeksi adalah dengan meningkatkan suhu di atas normal atas perintah termostat.
Termostat yang merupakan bagian otak (disebut dengan hipotalamus) pada keadaan normal yang akan menjaga tubuh pada kondisi stabil. Pada saat hipotalamus mendeteksi adanya kuman atau sumber infeksi, maka ia akan mengeset termostat meningkatkan suhu tubuh sebagai bentuk perlawanan. Termostat akan melakukan perlawanan dengan menaikkan suhu tubuh, misalnya hingga 38,9 derajat celsius.
Alasan termostat menaikkan suhu tubuh karena kondisi itu adalah cara melawan segala penyakit. Sebab penyakit merasa “tidak nyaman” berada pada suhu tinggi di atas 37 derajat. Pada proses menaikkan suhu tubuh ini, biasanya orang akan merasa kedinginan dan menggigil meski udara panas. Bayi yang baru diimunisasi biasanya mengalami demam tinggi. Suhu tinggi merupakan respons terhadap zat imun yang diberikan.
Dunia kesehatan menganjurkan agar bayi 3 bulan baru dibawa ke dokter ketika suhu tubuhnya meningkat hingga 38 derajat celsius. Sementara pada usia 3 tahun, anak harus segera dibawa ke dokter pada suhu 39 derajat celsius. Berbahaya bagi keluarga yang tidak memunyai termometer, alat untuk mendeteksi demam anak.


Biasanya, mereka hanya meletakkan tangan di kening atau pada bagian ketiak. Tentu saja, langkah ini kurang akurat ketimbang menggunakan alat pengukur suhu standar (termometer). Untuk mengetahui suhu dengan tingkat normal 38 derajat, termometer dipasang pada mulut. Untuk tingkat normal 38,5 derajat dengan memasang pada anus.
Sedang suhu normal 37,8 derajat celsius diketahui dengan memasang termometer pada ketiak. Tentu saja, banyak jenis termometer dapat dipakai untuk mengukur suh pada bagian-bagian tubuh tadi.
Di pasaran banyak beredar termometer standar. Baik termometer dengan tekonologi merkuri, termometer strip, atau termometer digital berbasis tegangan listrik. Akurat Sayangnya, beragam thermometer, menurut Pratondo Busono, Kepala Bidang Teknologi Rekayasa Biomedik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), memiliki kelemahan dalam pengukuran. “Akurasinya sering meleset sehingga perlu teknologi pengukuran suhu demam terbaru,” katanya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, termometer berbasis teknologi inframerah sekarang bisa mengukur suhu di telinga. Sehingga tidak heran, jika kemudian alat ini disebut termometer telinga. Alat ini bisa mengukur suhu tubuh pada lubang telinga. Tepatnya pada bagian membrane tympanic. Hal ini dilakukan karena telinga memiliki kadar suhu yang lebih sensitif ketimbang organ lain.
Kelebihan termometer yang ditemukan National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini adalah dalam hal kecepatan. Ia mudah dibaca dan memiliki akurasi lebih tinggi ketimbang termometer standar. Untuk mendapatkan hasil kondisi tubuh hanya dibutuhkan waktu 0,1 hingga 0,3 detik. Bandingkan dengan termometer air raksa (merkuri) yang membutuhkan waktu 5 menit lebih. Hal ini terjadi karena termometer merkuri perlu beberapa menit untuk memuai suhu tertentu. “Akibatnya, pengguna harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan informasi suhu badan,” kata Pratondo.
Termometer infra merah, sesuai namanya, menggunakan sensor cahaya infrared. Inframerah sendiri merupakan radiasi elektromagnetik gelombang panjang, yang memiliki panjang gelombang lebih dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari gelombang radio. Termometers inframerah mengukur suhu dengan menyerap radiasi inframerah yang dipancarkan objek. Caranya, dengan dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang dipancarkan. Berdasakan hukum pemindahan Wien, untuk suhu 37 derajat selsius radiasi yang dipancarkan oleh objek, adalah 9344 nm (nanometer).
Atau rasio setiap kenaikan 1 derajat diperlukan tambahan radiasi sinar inframerah sebesar 1.013 nm. Sinar inframerah yang ada pada telinga pasien ditangkap dengan menggunakan sensor optik. Selanjutnya, hasil sensor akan diolah, diukur, dan disajikan dalam bentuk suhu. Informasi ini ditampilkan dalam bentuk angka-angka digital, sehingga mudah dibaca pengguna dengan cepat. Selain digunakan untuk mengukur demam, teknologi termometer inframerah, digunakan untuk mendeteksi suhu di lain. Pasalnya, sensor yang dipakai tidak menyentuh objek, sehingga tidak rusak oleh panas tinggi.
Pada aplikasi berbahaya, misalnya mengukur suhu peleburan baja, teknik pengukuran ini cocok. Misalnya untuk mendeteksi suhu gunung lahar gunung berapi dan lainnya. Pada aplikasinya, termometer inframerah dipakai mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh. Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sekring listrik. Bisa juga memeriksa saluran hotspot, suhu alat pemanas (oven), bagi tujuan kalibrasi, dan mendeteksi titik api bagi pemadam kebakaran. hay/L-4.


Selengkapnya...

Turbin Uap

Diposting oleh Regian Siagian di 08.39 0 komentar

Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak balik. Bedanya mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin uap menggunakan turbin. Pada mesin uap tipe bolak balik, kalor diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik translasi piston. Setelah itu energi kinetik translasi piston diubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. Nah, pada turbin uap, kalor langsung diubah menjadi energi kinetik rotasi turbin.
Turbin bisa berputar akibat adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah atas bilah jauh lebih besar daripada suhu uap sebelah bawah bilah (bilah tuh lempeng tipis yang ada di tengah turbin). Ingat ya, suhu berbading lurus dengan tekanan. Karena suhu uap pada sebelah atas bilah lebih besar dari suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan uap pada sebelah atas bilah lebih besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah bilah. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan si uap mendorong bilah ke bawah sehingga turbin berputar.

Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada diagram perpindahan energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, energi mekanik bisa dihasilkan apabila kita membiarkan kalor mengalir dari benda atau tempat bersuhu tinggi menuju benda atau tempat bersuhu rendah. Dengan demikian, perbedaan suhu sangat diperlukan pada mesin uap.
Btw, apabila dirimu perhatikan cara kerja mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa piston tetap bisa bergerak ke kanan dan ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu (tidak ada kondensor dan pompa). Piston bisa bergerak ke kanan akibat adanya pemuaian uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik translasi piston. Energi kinetik translasi piston kemudian berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. Setelah melakukan setengah putaran, roda akan menekan piston kembali ke kiri. Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi kinetik rotasi roda berubah lagi menjadi energi kinetik translasi piston. Ketika piston bergerak ke kiri, piston mendorong uap yang ada dalam silinder.



Pada saat yang sama, katup pembuangan terbuka. Dengan demikian, uap yang didorong piston tadi akan mendorong temannya ada di sebelah bawah katup pembuangan. Nah, apabila suhu uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan = suhu uap yang didorong piston, maka semua energi kinetik translasi piston akan berubah lagi menjadi energi dalam uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Kalau energi dalam uap bertambah maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Kalau suhu uap meningkat maka tekanan uap juga meningkat. Dengan demikian, tekanan uap yang dibuang melalui katup pembuangan = tekanan uap yang masuk melalui katup masukan. Piston akan tetap bergerak ke kanan dan ke kiri seterusnya tetapi tidak akan ada energi kinetik total yang bisa dimanfaatkan (tidak ada kerja total yang dihasilkan). Jadi energi kinetik yang diterima oleh piston selama proses pemuaian (piston bergerak ke kanan) akan dikembalikan lagi kepada uap selama proses penekanan (piston bergerak ke kiri). Pahami perlahan-lahan ya…
Dari penjelasan panjang lebar dan bertele-tele sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam mesin uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh dengan memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap yang berada di dalam silinder, maka ketika si piston bergerak kembali ke kiri, besarnya tekanan (P = F/A) yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya tekanan yang diberikan uap kepada piston ketika si piston bergerak ke kanan.
Dengan kata lain, besarnya usaha alias kerja yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W = Fs). Jadi hanya sebagian kecil energi kinetik piston yang dikembalikan lagi pada uap. Dengan demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan. Energi kinetik total ini yang dipakai untuk menggerakan sesuatu (membangkitkan listrik dkk…) Pembangkitan energi listrik akan dibahas secara mendalam pada pokok bahasan listrik dan magnet.

Selengkapnya...

Kamis, 05 Mei 2011

The most Interesting Places for Visit and Take photos in Universitas Riau

Diposting oleh Regian Siagian di 06.57 0 komentar

Sebenarnya ada banyak tempat yang unik dan menarik yang bisa kita jadiin objek photo yang ada di Universitas Riau. Kali ini kita akan bahas 3 teratas dulu. Bagi kamu semua yang hobi photografi mungkin tempat-tempat ini bisa dijadikan referensi berikutnya, OK siap ? ? Check it out !!

Pertama : “ Butterfly Bridge“ (alias jembatan kupu-kupu)

Awalnya, jembatan butterfly ini bukan jembatan kupu-kupu pertama yang ada. Sebelumnya ada Bedford Butterfly Bridge pemenang kontes kompetisi untuk jembatan pejalan kaki di atas Sungai Ouse di Bedford yang diadakan oleh Bedford Borough Council pada tahun 1996.



Bedford Butterfly Bridge di Bedford, Inggris




Butterfly Bridge di Universitas Riau, Pekanbaru


Kembali lagi ke “ Butterfly Bridge“ yang didirikan oleh Universitas Riau yang berada di kota Pekanbaru ini “tidak kalah” menariknya dengan Bedford Butterfly Bridge yang ada di Inggris tersebut. Dari kontruksi yang hampir sama dengan Bedford Butterfly Bridge , “ Butterfly Bridge“ di Universitas Riau ini pantas dijadikan the number one of most interesting place for take photos yang ada di Universitas Riau.


Selanjutnya : “Saung-saung Etnik” (multi fungsi)



Dilihat dari kontruksi yang ramah lingkungan, saung-saung ini memberikan warna tersendiri bagi tempat-tempat yang menarik untuk dijadikan objek photo. Dari atap yang terbuat dari daun rumbia, dan dinding-dindingnya terbuat dari kayu, membuat bangunan unik dan mungil ini sangat banyak dikunjungi oleh kalangan mahasiswa, dari hanya untuk bersantai ria sambil ngobrol, sebagai objek photo, sampai banyak juga yang mengadakan rapat dadakan di saung-saung ini. Saung-saung Etnik ini difasilitasi juga dengan mushola dan kamar kecil / toilet. Nah, yang tertarik dengan pondokan mungil dan multifungsi ini silahkan berkunjung.



Yang terakhir : “Jembatan Merah”


Jembatan Merah ini didirikan jauh sebelum pendirian Jembatan Kupu-kupu. Tapi Jembatan ini tidak kalah menariknya dengan Jembatan Kupu-kupu tadi, karena memiliki keunikan tersendiri. Kenapa di sebut dengan Jembatan Merah ??? << hmmm, saya si juga gak tahu pasti, mungkin karena memang kontruski jembatan nya berwarna merah ya >>. Jembatan Merah ini bisa menjadi referensi lain untuk dijadikan objek photo kamu yang memang hobi photografi, lagi kebingungan mencari objek photo yang unik dan menarik, serta terjangkau.


Editor : Wenny Eka Pratiwi
Photografer : Regina Siagian

Selengkapnya...

 

Make Our Dreams Come True Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates